Tak Kenal Maka Ta'aruf, Khitbah lalu Menikah



Terinspirasi dari challenge yang berseliweran di lini masa, eh saya dapat colekan juga. Lalu selama 7 hari sayapun harus mengupload foto bersama sang kekasih halal beserta dengan capationnya. Waduh, awalnya saya merasa gimana gitu, hehe tapi saya beranikan diri bercerita tentang perjalanan saya mengenal hingga akhirnya menikah dan memiliki tiga orang anak. Dengan tidak berniat untuk mengumbar kemesraan yang berlebihan, tapi ingin menunjukan pada para pasangan yang belum menikah agar memilih jalan tidak pacaran, kami bukanlah contoh yang baik, tapi Rasulullah lah suri tauladan ummat Islam, hanya saja dijaman now ini minim sekali contoh dan rujukan bagi muda mudi. Tersebarnya tontonan yang banyak menceritakan kisah pacaran ini dan itu, seolah memberi kesan bahwa memang seperti itulah cara muda- mudi memadu kasih. Heuh ngeri banget, begitu banyak angka kehamilan diluar nikah dan aborsi. Hal itu salah satunya adalah karena banyaknya para muda mudi terjerumus dalam syahwat yang diawali dengan hubungan yaitu pacaran.

Source pict: wordpress.com


Challenge ini juga salah satu bentuk keprihatinan akan maraknya foto- foto dan video mesra pasangan yang belum halal, bahkan terlalu vulgar mereka mempertontonkan kemesraaan mereka. Muncul pertanyaan "apakah orang tua mereka tahu akan foto/ video anak- anak mereka?" ah semoga  anak- anak kita kelak dijauhkan dari hal- hal yang tidak disuka oleh Allah dan Rasulnya. Oke lanjut cerita ya, prolognya kepanjangan, hehehe

Ta'aruf
Perkenalanku  dengannya terbilang cukup singkat tiga bulan saja. Ya, jika saat ini ada yang bilang, cepet banget cuma tiga bulan lalu memutuskan untuk menikah? Emany yakin dia pilihan yang terbaik? buru- buru nikah sudah tidak tahan ya? Apa sudah hamil duluan? Dan seabreg nyinyiran lainnya. Seolah jika yang tidak pacaran dan langsung menikah itu tidak umum, dan tidak baik. Hhhmmm tarik nafas, lalu buang.
Abaikan jika memang mereka tak percaya, tapi Allah lah yang Maha Tahu segalanya.
Berawal dari seorang teman yang menanyakan apakah aku sudah siap menikah atau belum. Saat itu sedikit bingung menjawabnya, antara siap dan tidak. Aku pun meminta waktu untuk memikirkanya.
Ya, kataku tak berapa lama. Lalu sang teman pun meminta ku untuk memberinya foto dan biodata. Ya, itulah cara kami berkenalan. Pertukaran foto dan biodata yang kami berikan pada orang yang kami percayai( guru ngaji/ murobi -murobiyah). Kalau diingat- ingat lucu juga sih, kadangkan yang di foto berbeda dengan aselinya, tapi entahlah saat itu ko aku langsung sreg ya, hihi. Mungkin itu jalan dari Sang Pemilik Hati.
Setelah ada kecocokan dengan biodata dan wajah yang di foto, kami pun dipertemukan, tentu tidak kami berdua yang bertemu. Di rumah sang murobi kami pun duduk di ruangan yang berbeda, dia disana aku disini. Kami pun diminta berbincang, kami pun harus berbincang didepan mereka yang menjadi perantara kami. Maluuuu.. bener- benar malu kala itu, wkwkw.
Tapi seperti itulah proses yang harus kami jalani. Kami harus menjauhi berduaan tanpa mahram, tidak pacaran hingga akad suci dibcakan.
Setelah itu, kami pun diminta untuk saling mengenal wajah secara langsung, lagi- lagi malu, dan saat aku melihatnya secara langsung, ada getaran dalam hati, cie cie dan tidak boleh terlalu lama. Jika tidak ada lagi yang mau ditanyakan kami pun diminta pulang, tidak boleh bersama- sama pulangnya.
Menunggu adalah hal yang membosankan buat ku, stelah pertemuan itu, kabar baik darinya kutunggu. Harap- harap cemas lah pokoknya. Hihi, Apakah ini akan dilanjut/ disudahi. Berharap agar Allah meridhoi dan kalaupun Allah berkehendak lain, disegarakan mendapatkan yang terbaik, pasrahkan pada-Nya karena aku ingin menggenapkan separuh dien ini atas ridho-Nya.
Alhamdulillah Allah mudahkan segalanya, ia pun meminta ijin untuk berkunjung kerumah bertemu dengan keluargaku. Ayah ibunya serta saudaranya pun mengunjungi kami, ah saat itu tetap tak berani menampakan diri, teringat pesan sang guru ngaji, belum halal jangan saling pandang atau berdekatan. Aku pun seperti biasa duduk di tempat berbeda, seolah menyembunyikan diri.

Khitbah
Kabar membahagiakan itu akhirnya ku dengar, ia akan mengkhitbahku segera ku beritahu berita menggembirakan ini pada keluarga terdekat agar mereka pun datang menyaksikan hal baik itu.
Jangan tanya deg deg an apa tidak ya dan kaya apa rasanya, pokonya sesuatu deh, hehe
Mereka datang, aku masih tak menampakan diri hingga diminta oleh keluarga keluar kamar untuk memperkenalkan diri pada seluruh keluarga yang saat itu hadir. Sebuah cincin menjadi pengikat, bahwa kini aku sudah ada yang punya, eh yang akab menikahi maksudnya, hehe.

The Great and Unforgetable Moment

1 bulan dari khitbah, ia pun resmi menjadi imam ku,
Genap 3 bulan  proses yang kami lalui untuk menjadi pasangan halal
Aku menerima mu karena Allah telah memilihkanya untuk ku..dan kau pun pun demikian.
MaasyaAllah, bahagia luarbiasa statusku berubah menjadi seorang istri.
Alhamdulillah..setelah hari berbahagia itu kemana mana ada yang nemenin ( waktu masih baru- baru nikah lho y😂😁) kalo sekarang ya masih juga tapi kalo gak sabaran nunggu yo wes lah pergi sendiri aja😂, dan kalau memang pas waktunya bisa bareng, kalau tidak yang penting sudah di ijinkan 😄.
Itulah cerita singkat, ta'aruf, khitbah dan menikah, (singkat? banyak ini mah,hihi)

Doa rabithah ini salah satu doa yang selalu kami panjatkan, doa ini juga menjadi sebuah lirik lagu favorit kami

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela




#Day16
#SETIP
#EstriLookCommunity



You Might Also Like

0 komentar