Jabal Nur, The Historical place


Salah satu pengalaman yang takan pernah dilupakan adalah ibadah atau perjalanan spiritual yang kami lakukan 2 tahun lalu. Selain ibadah umroh yang kami lakukan, travel kami memfasilitasi perjalanan yang tidak biasa. Perjalanan atau pendakian lebih tepatnya yang mampu membuat kita tertegun haru dan kagum. Kurang lengkap rasanya jika kita beribadah haji dan umroh tanpa mengunjungi tempat- tempat bersejarah di Mekah dan Madinah. Adalah Jabal Nur, 'gunung cahaya' yang kala itu dijadikan oleh Rasulullah tempat untuk merenung/menyendiri. Bahkan dikabarkan Rasulullah mendaki jabal Nur sebanyak tiga kali dalam masa hidupnya. Maa syaAllah, itu membuktikan bahwa fisik beliau begitu sehatnya.

Waktu menunjukan pukul 03.00 waktu Mekah, saya dan teman- teman satu kamar bergegas kelobi hotel untuk berkumpul dengan jamaah lainnya. tour leader atau muthowif akan membawa kami ketempat yang sangat bersejarah. Taksi pun membawa kami ke kaki Jabal Nur, dan kami harus berjalan untuk bisa sampai. Walaupun hari masih gelap, tapi ada beberapa toko/ warung makanan ringan atau snack, sehingga ami pun membeli perbekalan terlebih dulu seseuai instruksi tour leader.
Setelah perbekalan cukup dibeli, kami pun perlahan berjalan menyusuri kaki Jabal Nur. Saya masih sangat semangat tentunya, tak sabar ingin sampai di gua Hira. Makin lama, jalan makin terjal, akupun harus berpegangan agar tidak terjatuh. Cahaya lampu dari atas terlihat indah, menara jam pun terlihat bercahaya. Wah, indah sekali. Sambil sesekali kami beristirahat, saya dan suami pun mengabadikannya moment indah ini. Berfoto dengan cahaya lampu, hihi walaupun hasilnya tidak begitu terlihat jelas.
Semakin tinggi, udara semakin dingin. Saya pun segera mengenakan jaket, sarung tangan dan syal. Cahaya redup menyinari pendakian kami, tour leader kami menyalakan lampu senter di HP nya untuk membantu penerangan. Dalam perjalan kami melihat beberapa orang yang berlawanan arah, entah mereka kembali karena sudah sampai gua Hira atau karena kelelahan. Suara takbir dan tasbih pun terdengar menggema. Para jamaah, termasuk saya sudah kelelahan namun spirit kami terus digojlok oleh tour leader. Sehingga bangkit lagi dan tetap semangat.

Diperjalanan pun, saya melihat seorang wanita jika dilijat dari aksen bicaranya berasal dari turki, beberapa orang mengerumuninya, membaca takbir, dan yang lainnya menekan-nekan dadany, seperti yang pernah saya lihat di TV, cara pertolongan pertama pada orang yang telah kehabisan nafas. Merindingnya, tak terasa merembes mili..beristighfar, tak selang berapa lama, wanita tersebutpun bangun, dan segera diberi alat bantu pernafasan. Alahmdulillah lega melihatnya. Perjalanan memang sempat terhenti disitu. Tapi ketika saya melanjutkan pendakian, wanita yang tadi terlah hampir kehilangan nyawa pun ternyata melanjutkan perjalanan. Maa syaAllah.

Alhamdulillah akhirnya kami pun tiba dipuncak Jabal Nur. Namun mata saya masih mencari- cari dimanakah Gua Hira. Ternyata kami harus turun sedikit lagi untuk bisa ke Gua Hira. Kami pun memilih beristirahat dan memakan perbekalan. Karena menurut teman yamg telah terlebih dulu sampai, Gua Hira penuh dan untuk memasukinya harus antri. MaasyaAllah..sungguh luarbiasa, ternyata ada yang telah melakukan perjalanan lebih pagi dari kami mungkim mereka pukul 1 atau pukul 2 berangkat ke Jabar Nur.

Setelah selesai beristirahat, kami pun menuju Gua Hira yang menjadi tempat turunnya wahyu Allah pertamakali. Rasulullah yang kala itu sedang menyendiri tiba-tiba didatangi oleh Malaikat Jibril yang sama sekali tidak beliau kenal. Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang dibacakan oleh malaikat Jibril pada Rasulullah. Maa syaAllah, menetes air mata ini membaca sirah Rasulullah. Baik, kembali ke cerita ya, heheh. Untuk bisa sampai ke Gua Hira, kami harus melewati jalanan sempit yang benar-benar sempit. Bagi orang gemuk sepertinya tidak bisa lewat, tapi ada yang bisa melewatinya, walallhu 'alam bishawab gimana caranya. Minim penerangan tidak menyurutkan langkah kami, kami pun berhasil melewati jalanan sempit yersebut dan MaaSyaAllah bisa menyaksikan dengan dekat Gua Hira, Gua bersejarah. Merembes mili, antara percaya dan tidak, serta ucap syukur tak terhingga bisa melangkahkan kaki ke sana.

Karena banyak yang ingin masuk ke Gua Hira untuk melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat, maka kami pun antri dengan sedikit berdesakan, hihi aselinya tidak antri teratur sih, maunya cepat-cepat. Mereka yang berperawakan tinggi besar,seringkali menyerobot. Jamaah dari Indonesia yang postur tubuhnya lebih kecil ya sering tergeser, hehehe. Tapi alhamdulillah, saya dan suami saling menjaga ketika bisa masuk kedalam guanya. Shalat sunnah 2 rakaat, sujud syukur atas semua yang diberikan, tak lupa salawat dan salam terucap untuk junjungan kita.
Setelah keluar dalam Gua, adzan subuh berkumandang, kami pun melaksanakan salat disana.
Melanjutkan perjalanan pulang setelah salat subuh seselai, matahari sedikit menampakan sinarnya. Bebatuan yang menjulang tinggi kini terlihat warnanya. Ya Allah, betapa sehatnya dulu Rasulullah, diusianya yang ke 40 tahun, beliau masih mendaki Jabal Nur untuk menyendiri di Gua Hira, gua dengan ketinggian diperkirakan 650 meter. Mungkin kala itu tidak ada tangga yang seperti kami naiki saat itu. Begitu luar biasanya Rasulullah, perjalanan yang kami tempuh berkisar antara 1- 1.5 jam lamanya. tapi Rasulullah tidak berkeluh kesah, datang untuk bertahanuts.
Allahuma shalli 'ala Muhammad
Semoga kita bisa kembali melaksanakan ibadah umroh dan haji. Semoga kita bisa bertemu dengan Rasulullah Shalallahi 'Alaihi wa sallam kelak di akhirat. Aaamiin



#Setip
#Day31
#EstriLookCommunity

You Might Also Like

1 komentar