![]() |
source: pixabay |
Assalamualaikum bloger.
Saat
perserta didik belum menguasai kompetensi yang diajarkan, janganlah seorang
guru dengan mudah menyalahkan bahwa anaklah yang tidak pandai. Padahal setiap
hari guru menyampaikan materi hanya dengan metode ceramah yang pada akhirnya
peserta didik bosan, mengantuk bahkan mengobrol dengan temannya. Sehingga materi
yang diajarkan pun sama sekali tak difahami. Karena setiap anak unik dengan
kelebihan dan kekuranganya masing- masing. Ada anak yang cepat menangkap apa
yang disampaikan ada juga anak yang memang membutuhkan beberapa penjelasan
tambahan untuk bisa segera memahami. Untuk itulah seorang guru dituntut kreatif
dalam menyampaikan materi agar peserta didiknya tidak bosan dan mengantuk.
Proses
belajar akan efketif apabila anak berada dalam kondisi senang dan bahagia. Dan begitu
sebaliknya. Sejalan dengan hal itu maka games
memberikan anternatif yang dapat diterapkan yakni sebagai ice breaker (pencair suasana) sekaligus juga sebagai energizer (pemberi kekuatan) sebelum
pemberian materi inti, memberikan pencerahan saat anak didik sudah mulai jenuh,
menanamkan materi lebih lama dalam ingatan, dan juga dapat befungsi sebagai
penguat tambahan kesimpulan.
Kamu
pasti tahu apa arti game, yup betul! Game menurut istilah berarti permainan. Game bisa berfungsi sebagai warming up (pemanasan), penghilang
kejenuhan, sarana agar anak lebih terlibat aktif dan memberi respon. Game berbeda dengan simulasi, simulasi
merupakan situasi imajiner tiruan dari kondisi yang sesungguhnya. Nah kita
simak yuk, games nya apa aja sih?
1.
Games Untuk Membuka Pelajaran
Membuka
pelajaran memiliki maksud 2 hal. Pertama, untuk menyiapkan mental siswa untuk
terlibat dalam materi yang akan dibahas. Kedua, untuk memicu minat serta siswa
bisa terpusat perhatiannya pada materi yang akan diajarkan.
2.
Game Untuk Menutup Pelajaran
Menutup
pelajaran memiliki empat fungsi, pertama, memusatkan perhatian siswa pada akhir
kegiatan atau akhir pelajaran. Kedua, merangkum atau membuat garis besar
persoalan yang baru saja dibahas tujuanya agar siswa mendapatkan gambaran jelas
tentang makna atau esensi dari pelajaran yag dibahas. Ketiga, mengonsolidasikan
perhatian siswa terhadap hal hal pokok dalam pelajaran agar informasi yang
telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan yang berguna bagi kehidupan nanti. Keempat, mengorganisasikan
semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari siswa menjadi satu
kebulatan yang bemakna dalam memahami esensi pelajaran itu.
Menurut
Piaget, anak memiliki empat tahap dalam bermain, yaitu sensorimotor (muncul
sebelum perkembangan bahasa dimulai), praoperasional (sebelum usia 2-7 tahun),
operasi konkret (usia antara 7-12 tahun), operasi formal (terjadi pada usia di
atas 12 tahun). Selanjutnya dalam perkembangan anak mulai dari usia paling
muda, mereka memulai bermain dengan sebelas cara.
1. Sensorimotor:
Bermain dengan penginderaan dan anggota
badan.
2. Bermain
fungsional:
Bermain dengan menggunakan anggota
tubuhnya.
3. Bermain
pengamatan:
Anak tidak bermain ia hanya mengamati.
Dengan melihat anak lain bermain, ia sudah puas.
4. Bermain
pasif, mereka melakukan kegiatan tanpa gerakan aktif.
Contohnya menonton acara TV,
mendengarkan musik dan sebagainya.
5. Bermain
aktif:
Anak bermain dengan keaktifan anggota
tubuhnya.
6. Bermain
soliter:
Bermain sendiri tanpa membutuhkan teman.
7. Bermain
pararel:
Bermain berdekatan dengan anak yang
lain, namun tidak ada interaksi anatara keduanya (anak bermain berdampingan).
8. Bermain
sosial:
Siswa bermain bersama dengan interaksi
dan sosialisasi (siswa bermain berhadapan).
9. Bermain
kooperatif:
Siswa berkelompok untuk bermain bersama
teman dengan peran dan tugas masing-masing.
10. Bermain
peran:
Siswa memerankan profesi, atau benda (untuk
topik tertetentu). Anak mampu berbicara melebihi kemampuannya dalam
mengambarkan situasi yang sebenarnya.
11. Bermain
simbolik:
Siswa bermain dengan symbol berupa
berbagai pesan.
Dengan
bermain anak tidak hanya menyerap informasi tapi mereka juga bekerja dengan
informasi tersebut, bagaimana aplikasinya dan terus melakukan percobaan
berulang-ulang sampai informasi tersebut dimengerti anak.
#ODOP
#EstryLookCommunity
#Day7
0 komentar