Pesan Terakhir Sang Ibu Untuk Sang Putri
Oleh: Yuni Siti Nuraeni
Sofia Jamilah Ramadhani, adalah putri tunggal buah cinta suci antara
Pramono dan Siti. Kehidupan Sofia berubah drastis semenjak peristiwa
yang merenggut nyawa ibunya. Kecelakaan mobil yang menimpa mereka saat
perjalanan ke kota kelahiran sang ibu di Pati kala itu merenggut nyawa
Siti. Sebuah truk tronton menabrak mobil mereka dari belakang dan mobil
yang ditumpangi mereka pun seketika hilang keseimbangan menabrak pembatas jalan dan terguling.
Siti yang duduk disebalah kiri Pramono terpental jauh dari mobil tak
sadarkan diri. Kucuran darah dari kepalanya melumuri seluruh tubuh Siti.
Sofi yang terbangun dari pingsanya segera mencari Ibu dan ayahnya.
Seketika Pramono yang telah berhasil keluar dari mobil yang setengah
ringsek itu pun mencari isterinya.
Sofia berlari mendekati tubuh ibunya yang tengah terkapar tak berdaya, dilihatnya ibunya menggerakan tangan kananya.
"Ibu ibu". Tak mampu berkata Sofia hanya menangis dan memanggil ibunya
Pramono seketika memeluk istirnya dan membopong tubuh Siti ketempat yang teduh. Sumpalan baju Pramono seketika mampu menghentikan darah yang keluar dari kepala Siti.
"Ibu ibu". Tak mampu berkata Sofia hanya menangis dan memanggil ibunya
Pramono seketika memeluk istirnya dan membopong tubuh Siti ketempat yang teduh. Sumpalan baju Pramono seketika mampu menghentikan darah yang keluar dari kepala Siti.
Orang -orang mulai berdatangan,
mereka dengan sengaja menghentikan kendaraannya untuk segera menolong.
Banyak pula yang hanya sekedar melihat dari kejauhan sehingga kemacetan
pun terjadi.
Setelah meminum seteguk air yang diberikan
seserorang, Sofia pun segera memberi ibunya minum yang baru
tersadarkan. Tak lama Sofia menggenggam tangan ibunya sambil melafadzkan
kalimat-kalimat tauhid sesekali ia membersihkan darah di wajah ibunya.
"Pak, Sofia, mungkin ini akhir hidup ibu". Lirih ibu
"Ibu, sebentar lagi ambulan datang bu, ibu kuat ya, ibu harus kuat! " Jawab sofi tersenggal -senggal.
"Nak, ibu ikhlas. Sofia sama bapak juga harus ikhlas ya" Timpal ibu terbata -bata.
" Ngga, ibu harus kuat, sebentar lagi ambulan datang bu". Semakin
erat tangan Sofia menggenggam tangan ibunya semakin deras butiran
bening itu turun dipelupuk matanya.
"Ibu hanya mau kamu tidak meninggalkan shalat ya nak" Pinta ibu.
Ayah membimbing ibu mengucap kalimat agung
"Laa Ilahaillallah" Netra Siti seperti melihat sesuatu diatas kepalanya. Malaikat maut telah mengambil ruhnya.
"Laa Ilahaillallah" Netra Siti seperti melihat sesuatu diatas kepalanya. Malaikat maut telah mengambil ruhnya.
"Ibuuuuuuuu"
0 komentar