"Din, tendang sini!" Teriak ku pada Udin yang sedang menggocek bola.
Bukk! Dadaku menyambut bola yang ditendang Udin dari jarak 5 meter. Saat itu juga segera ku berlari dengan bola yang ku giring, ku tendang dengan kuat saat mendekat ke arah gawang, dan Gol..Asep sang penjaga gawang pun ak bisa menahan tendangan ku.
Aku pun istirahat sejenak, untuk meminum seteguk air, kulihat awan mulai gelap, matahari yang tadi begitu menyengat kini redup. Riuh angin membawa palstik- plastik bekas makanan ringan kelapangan tempat kami bermain bola. Pepohonan pun menari kencang karena tiupan angin. Gemuruh petir menggelegar. Aku pun kaget dibuatnya. Semburat cahaya kilat terlihat dari kejauhan. Menandakan hujan telah turun disana.
Aku segera kembali ke lapangan, karena Asep, Udin dan teman- teman lainya sudah memanggilku. Kami pun melanjutkan permainan kami. Butiran air pun jatuh perlahan, kini ia pun semakin deras.
"Ki, lanjut ga, hujan nih?" tanya Udin pada ku.
"Lanjut lah, kita hujan- hujanan sekalian, pasti lebih seru", jawab ku girang.
Lapangan pun sudah becek, tanah yang terinjak pun kini lembek dan mulai menempel di kaki yang tak beralas ini. Semua basah kuyup tapi kami tetap semangat bermain bola. Aku senang sekali karena bisa bermandikan hujan seperti ini lagi setelah sekian lama.
Baju kami kini sudah berubah dekil dan penuh lumpur, bibir kami pun biru pucat karena kedinginan. Aku , udin dan Asep pun pulang beriringan karena rumah kami berdekatan.
Saat Asep tiba dirumahnya, kulihat ibunya memarahi dan memukulnya, Asep pun menangis. Udin pun segera berlari kerumahnya yang terpisah 2 rumah dari Asep. Aku pun mengikutinya. Ia pun sama, dimarahi oleh ibunya. Aku pun segera berlari menuju rumah ku yang berada di ujung gang, sesampailnya di teras depan, aku mulai melangkah perlahan karena takut ibu akan memarahiku seperti yang lainya.
Kreekk! Ku buka pintu dan kulihat ibu sedang duduk di kursi ruang tengah. Ia pun bergegas membantuku melepas pakaian yang basah kuyup, lalu memberi aku handuk dan meminta ku segera mandi.
"Ki, ini minum teh nya"! Pinta ibu
Aku pun meminum teh hangat yang ibu berikan, ah hangat dan segar.
"Bu, terimakasih teh nya" Ucapku sambil melempar senyuman.
"Bu, kenapa ibu tidak marah, padahal Uki sudah pulang dengan baju kotor dan hujan- hujanan" Tanya ku penasaran.
"Sayang, saat melihat Uki basah kuyup dan kedinginan hal pertama yang harus ibu lalukan adalah membuat Uki nyaman terlebih dahulu. Kalau ibu memarahi nanti Uki makin kedinginan dan bisa saja jadi sakit. Lagi pula selama hal itu tidak membahayakan, ibu akan tidak marah."
Hujan itu adalah berkah, setiap orang ingin merasakan siramanya, terlebih lagi anak anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jadi ya apa salah nya jika Uki juga merasakan main hujan. ibu pun sama dulu suka sekali hujan- hujanan, dan kakek tidak pernah marah asal ibu segera mandi dan menghangatkan tubuh. Sambung ibu sambil mengelus- elus rambutku yang basah.
Ah, aku bangga sekali dengan ibu, Terimakasih ibu, aku suka hujan
#ODOP
#Day11
#EstriLookCommunity
0 komentar